Seorang sufi membelanjakan uang
seperti air saja untuk membiayai amalan-amalan baiknya, tanpa memikirkan dari
mana asal uang itu, dan karenanya dia selalu dibelit utang.
Akhirnya, ketika dia sedang
menanti ajal, orang-orang yang memberinya utang berkumpul di sekelilingnya,
menuntutnya melunasi utangnya.
Orang bijak itu mendengar
seorang penjual daging manis di jalan meneriakkan dagangannya, dan dia menyuruh
orang meminta seluruh persediaan halwa dari anak itu.
Makanan itu dibagikan kepada
para penagih utang tersebut. Ketika tiba waktunya untuk membayarnya, sang Sufi
berkata bahwa dia tidak punya uang. Toh dia sudah mau mati.
Anak itu benar-benar bingung,
dan mengutuk semua sufi dan perbuatan mereka.
Kejadian ini membuat para
pemberi utang merasa senasib dengan anak tersebut, dan menambah rasa permusuhan
mereka, sehingga mereka menganggap sufi itu sebagai penjahat.
Sumber : 100 Kisah Kearifan Rumi
0 komentar:
Posting Komentar